Kamis, 13 November 2014

Semangat sayang, bisu bukan berarti berbeda.

Anak Ini bisu


Anak ini bisu...

Meskipun dia tak bisa berbicara padaku, tadi selalu senyum setiap bertemu pandang atau berpapasan denganku.

Aku baru tau kalau dia bisu pas genap sebulan di sini. Pantas saja, saat aku mengajar di kelasnya dia tidak ikut bernyanyi atau menyebut huruf-huruf. Hanya rajin mencatat dan setia mendengarkan.

Dia tidak memiliki seragam sekolah. Selama lebih 2 bulan di sini, tak sekali saja aku melihatnya menggunakan baju putih, baju pramuka. Hanya pernah melihatnya menggunakan rok merah, itupun bekas siapa gitu menurutku. Roknya bergetah, resliting yang rusak dan longgar dipinggangnya sehingga menggunakan peniti.

Kakinya sama halnya dengan anak yang lain. Hitam sekali karena tidak menggunakan sepatu ataupun sandal. Wajah dan bagian tubuhnya yang lain lebih bersih dari anak lain, dia juga tak ingusan seperti kebanyakan anak di sini. Tapi sayang dia belum memotong kuku tangannya sama seperti anak lain, padahal aku sudah setiap hari mengingatkan mereka ketika berbaris rapi di halaman.

Sabtu kemarin, tumben sekali dia bermain di sekolah. Nah, saat aku di ruang kelas 5 (sore) mencari suasana sunyi mengerjakan laporan pengabdian. Dia datang mendekat. Saat kulihatkan foto2 selama kegiatanku disekolah ini. Dia terlihat begitu senang, sesekali tertawa dan tersipu malu mendapati ada foto dirinya di antara siswa lain.

Bicara tentang seragam dan perlengkapan sekolah lainya. Banyak sekali kekurangannya. Bahkan pertama kali mengajar di sini, aku sering mendapat keluhan mereka yang tak punya pulpen. Buku hanya punya 1 dan buku itu lusuh. Sekarang sedikit membaik terutama kelas 5. Tapi, tetap saja mereka masih butuh perhatian.

Yah. Meskipun aku berprinsip kalau mereka boleh belajar bagaimanapun keadaanya. Setidaknya saat ini yang kutanamkan dalam hati dan benak mereka, bahwa mereka punya hak yang sama untuk belajar dan punya masa depan yang cerah. Punya kehidupan yang lebih baik.

Murid-muridku, anak-anak harapan bangsaku. Terima kasih karena sudah semakin rajin ke sekolah. Terima kasih karena ingin terus belajar dan belajar. Tak perduli apa kata mereka tentang dirimu dan kehidupanmu. Majulah sayang, jangan berhenti karena keadaan. Melangkahlah sayang, jalanmu masih panjang, tak perduli berkelok kerikil atau duri, lewati saja dengan tekat dan senyum.

Murid-muridku, anak-anak kebanggaanku. Terima kasih karena selalu menginginkanku mengjawab keingin tahuanmu. Kelak kau akan mengerti, aku hanya bagian yang tiada apa-apanya di dunia ini. Belajarlah sayang, belajarlah terus dan kau akan tau. Tau betapa istimewanya pengetahuan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar