---
Peserta SM3T UNMUL Angkatan IV Penempatan JAYAWIJAYA Bersama dengan Sekretaris PPG -SM3T UNMUL, dan pak Bambang. Wamena, 28 - 08 - 2014 |
Setelah pra kondisi selama 13 hari. Hari ini, 27
Agustus 2014 kami akan memulai perjalanan panjang dan melelahkan menuju Wamena
(Jayawijaya,Papua).
Waktu menunjukan pukul 15: 10 kami berkumpul di gedung
S2 Universitas Mulawarman, Samarinda. Delapan mobil Inova melaju menuju
bandara, Balikpapan. Kami tiba bersamaan dengan terbenamnya matahari.
Penerbangan pukul 21:30 menuju Jakarta, kami menunggu. Di Jakarta tidak waktu
istirahat, kami menuju bandara Sentani, Jayapura.
Mataku terbuka saat sorotan matahari menyilaukan dari
kaca jendela pesawat. Ku lirik jam tangan. Oh Tuhan, ini belum pukul 6. Aku
tersenyum menyaksikan sisi lain negeriku.
Aku tak hentinya tersenyum, dari kejauhan ku lihat ada
bangunan dan lapangan luas, kupikir itu bandara. Benar, kami mendarat tepat
pukul 8 pagi. Dan lagi, inilah sisi lain negeriku. Hanya di sini aku
menemukannya, situasi dan orang-orang yang dulu hanya bisa ku banyangkan.
Perjalanan belum usai kawan. Meskipun kami harus
menunggu beberapa jam. Pesawat Trigana Air, penerbangan terakhir kami menuju
Wamena.
"Perjalanan berapa lama?" Tanya seorang
temanku. Mungkin ia sudah terlalu bosan duduk, karena perjalanan lebih dari 9
jam ini.
"Hanya sekitar 30 menit."
Aku ikut tersenyum mendengarkan hal itu.
---Terima kasih Tuhan. Ini indah, sangat indah. Kami
meninggalkan bandara Sentani. Aku menatap sungai luas di bawah sana, biru dan
bangunan-bangunan di sekitarnya seperti titik putih. Gunung-gunung hijau
yang luas. Pemukiman tak ada lagi, hanya ada hutan hijau yang membungkus
gunung-gunung, sungai-sungai terlihat meliuk-liuk seperti cacing. Awan tebal di
sekitar kami.
Awan putih yang luar biasa. Serasa seperti di negeri
dongeng, ini negeri awan, hehe.
Asik menikmati pemandangan, aku tersentak karena
pesawat bergerak miring, ke kanan beberapa saat ke kiri. Awan sangat tebal.
Pemberitahuan, sebentar lagi akan mendarat membuat kami bersorak senang. Dari
jauh terlihat pemukiman, luas. Semakin kebawah di sekitar sungai pemandangan
sawah yang luas menyejukkan mata, bebatuan di sekitar gunung.
"Welcome to Wamena," Gumam seorang teman.
Kami bersorak lagi, lebih semangat.
"Yeee, Wamena."
Kami keturun dari pesawat. Wah, kami seperti berada
dalam sebuah mangkuk. Kami di kelilingi oleh gunung tinggi menjulang berselimut
awan putih. Sejauh mata menandang, tak kutemukan puncak gunung itu.
--Kami di sambut oleh beberapa kakak tingkat kami
(SM3T angkatan ke III).
Di bandara sederhana ini, lebih nampak lagi sisi lain
Indonesiaku. Oia, di sini sudah bisa melihat orang menggunakan Koteka, di
pinggir-pinggir jalan banyak yang berjualan buah jeruk, markisa, dan
pernak-pernik yang cuma ada di sini.
Naik bus kecil kami menuju penginapan. Tidak terlalu
jauh jika naik mobil.
Di penginapan, kami menempati beberapa kamar. Satu
kamar terdiri 3 orang, khusus kamarku 4 orang. Kami memasukkan barang-barang ke
kamar masing-masing, beberapa teman sibuk berpose dengan background pegunungan.
--Berderet saling berhadapan dengan bungkusan makanan
di hadapan masing-masing kami makan di koridor depan kamar kami. Beruntung kami
memiliki kakak-kakak tingkat yang perduli dan baik, setelah makan bersama, kami
berkumpul di halaman membentuk lingkaran. Kami saling bercerita banyak hal,
terutama mengenaik perjalanan dan keadaan di Wamena.
Beberapa cerita mereka membangkitkan rasa hawatir,
namun semangat kami tetap sama. Bahkan saat ini masih terasa mimpi berada di
ujung timur bangsa ini.
"Wah, dingin." Celetuk seorang teman saat
angin bertiup kencang.
"Ini belum apa-apa de. Tunggu jam 4 nanti akan
lebih dingin. Malam apa lagi. Tapi nikmati saja, nanti juga terbiasa."
Ini pelangi pertama di hari pertama di Wamena. 28 - 08- 2014 Setelah pelangi ini menghilang, setengah jam kemudian mucul 3 pelangi bersamaan. |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar