Kamis, 27 November 2014

Guru SM3T, pembawa perubahan

Kehadiran guru SM3T bukan hanya sekedar mengajar di sekolah, namun diharapkan dapat membuat perubahan lain yang lebih baik. Itulah yang juga kami harapkan sebagi peserta SM3T, meskipun tak bisa membawa perubahan yang besar namun kami akan selalu berusaha menjalankan tugas dengan baik, melakukan banyak hal agar mutu pendidikan di Indonesia menjadi lebih baik, khususnya di bagian timur negeri ini, Papua yang dikenal dengan mutu pendidikan yang rendah.

Contohnya pada minggu pertama kami berada di SD Inpres Isiama, Distrik Kurulu Jayawijaya. Saya dan teman saya Wira Sitorus, benar-benar mamaksimalkan penilaian keadaan agar mampu membuat perencanaan hal-hal yang perlu dan sangat penting di lakukan.

Salah satu hal yang kami lakukan adalah penataan ulang ruang kantor dan buku - buku yang menurut informasi dari guru maupun kepala sekolah, bahwa buku-buku ini belum pernah di susun dengan baik sejak penerimaan.

Sebenernya saya bersyukur karena di sekolah ini masih ada buku yang bisa digunakan, jujur keadaan buku ini masih baru, meskipun masih banyak juga yang buku terbitan lama. Bahkan saya mendapatkan buku tahun 1980-an.


Buku-buku yang tidak pernah tersusun baik sejak diperoleh.

Keadaan awal buku -buku

Proses pemilahan berdasarkan kelas dan mata pelajaran

Proses penyusunan ulang di lemari berdasarkan kelas dan mata pelajaran


Buku yang sudah disusun rapi

Meja dan buku - buku harus tersusun beraturan :)

Ayo disusun rapi ya :)

Semangat untuk menata kembali ruangan kantor dan segala sesuatu di dalamnya.

Rapi dan bersih itu lebih baik :)

Rapat

Rapat SM3T LPTK UNMUL - Walesi, Jayawijaya
Sabtu, 25 Oktober 2014

Saya dan teman - teman dari ditrik masing-masing berkumpul di SD YPPK Betlehem Wamena sekitar pukul 10 dan memanti bus Dishub yang telah dijanjikan akan mengantar kami menuju Walesi.

Pukul 11 lewat beberapa menit yang dinanti telah tiba. Hanya ada 1 mobil, dengan jumlah kami yang banyak membuat kami harus berdesakkan. Tak masalah bagi kami, yang penting masih aman dan tidak meninggalkan teman. Coz, menutur teman yang penempatan di Walesi kendaraan menuju lokasi sangat jarang, jika naik ojek harus rela membayar 50 ribu/orang.

Bersyukur teman di Walesi--Erna dan Fatma telah dengan senang hati memasakkan kami menu makan siang. 

*Bersambung ya --- Sinyal jelek, nanti disambung, hehe

Di tulis oleh : Nurmiati

Rabu, 26 November 2014

Mencari Udang di Kali (With My Student) #SM3T Desa Obia

***
Asal mula saya tertarik melakukan kegiatan memancing udang ini karena kunjungan saya ke rumah salah satu murid (Paska Dabi), yang jauhnya sekitar 1 jam dari tempat saya tinggal. Bukan hal yang mudah untuk menuju ke rumah murid saya, melewati jalanan hanya dilalui dengan berjalan kaki, kebun dan semak-semak yang tinggi rumputnya seleher saya.

Sesampai di rumah murid ini, setelah beberapa saat bercengkrama (mengobrol dan berkenal dengan keluarga), anak-anak ini bercerita tentang udang yang sering mereka bawakan untuk kami (Guru SM3T). 

Karena saya penasaran dengan cerita-cerita mereka tentang tempat tinggal udang itu serta cara mereka menangkap. Saya ingin mencoba menangkap sendiri. Anak-anak ini mengajak saya untuk mencari cacing (Kengiatan awal) sebagai umpan udang. Selain cacing, mencari rumput ilalang dengan kreteria khusus, awalnya saya sempat heran, bagi saya rumput ilalang semua sama kecuali yang mudah dan yang kering. 

Cacing dan ilalang telah terkumpul. Saatnya go... 
Syukurnya kali yang dituju tak sejauh yang saya banyangkan, karena kaki sudah letik berjalan menuju rumah murid saya sebelumnya.

Kali terlihat. Horraiii....
Saatnya memancing. Hm... saya heran lagi. Why? 
Cara macing yang aneh. Kupikir cacing akan dikaitkan di ujung daun ternyata eh ternyata, cacing malah di masukkan ke ujung bawah ruput ilalang. Lalu, rumput yang ada cacingnya disimpan di pinggiran batu.

Karena airnya jernih, kita bisa melihat udang yang mulai mendekat dan berlahan menaiki rumput yang terdapat cacing. This time,... Huyuuu angkat dengan cepat agar udang tidak lari. Siapa ahli itulah yang berhasil memperoleh udang.

Dan, sorry... saya mukan termaksdu dalam katagori ahli. Dimaklumi baru pertama lain kali saya coba lagi.
Anak-anak muridku yang sedang berpose ceria sedang memegang rumput ilalang sebagai alat pancing udang

Si Maria Logo (Kelas 3)

Menanti hasil tangkapan murid. Pancing terpasang di sekitar batu.

Proses pemacingan Udang menggunakan rumput dengan umpan cacing. Murid-murid yang sedang mengawasi macing masing-masing.

Perjalanan pulang

***
Ini adalah kali kedua saya pergi mencari udang dengan anggota yang bertambah (Rahmad--guru SM3T UR  yang satu penempatan pengabdian dengan saya). Selain itu, cara penangkapan kami kali tidak hanya seperti sebelumnya. Jika sebelumnya hanya menggunakan rumput ilalang dengan umpan cacing, kali ini kami menangkap secara langsung dengan tangan mencari udang diantara lumpur di pinggir-pinggir kali.

Kali tangkapan kami lebih banyak. :)
Perjalan kedua bersama Rahmad dan Alo (Agus Logo)


Rahmad sedang menangkap udang secara langsung (dengan tangan)

Pose cantik di kali Udang

Alo Narsis :D

----
Di--posting by Nurmiati

Belajar bersama Suster




Kamis, 13 November 2014

SD Kristen Baliem Terpadu








AMPAR-AMPAR PISANG


Lagu Daerah Nusantara Propinsi Kalimantan Selatan

Ampar-ampar pisang
Pisangku balum masak
masak sabiji dihurung bari-bari
masak sabiji dihurung bari-bari

Manggarepak manggarepok
patah kayu bengkok
bengkok dimakan api
apinya cangcurupan
bengkok dimakan api
apinya cangcurupan.

Nang mana batis kutung
dikitip bidawang
nang mana batis kutung
dikitip bidawang.

ANAK KAMBING SAYA


Lagu Daerah Nusantara Provinsi Nusa Tenggara

mana dimana anak kambing saya
anak kambing tuan ada di pohon waru
mana dimana jantung hati saya
jantung hati tuan ada di kampung baru

caca marica he hei
caca marica he hei
caca marica ada di kampung baru

caca marica he hey
caca marica he hey
caca marica ada di kampung baru

Semangat sayang, bisu bukan berarti berbeda.

Anak Ini bisu


Anak ini bisu...

Meskipun dia tak bisa berbicara padaku, tadi selalu senyum setiap bertemu pandang atau berpapasan denganku.

Aku baru tau kalau dia bisu pas genap sebulan di sini. Pantas saja, saat aku mengajar di kelasnya dia tidak ikut bernyanyi atau menyebut huruf-huruf. Hanya rajin mencatat dan setia mendengarkan.

Dia tidak memiliki seragam sekolah. Selama lebih 2 bulan di sini, tak sekali saja aku melihatnya menggunakan baju putih, baju pramuka. Hanya pernah melihatnya menggunakan rok merah, itupun bekas siapa gitu menurutku. Roknya bergetah, resliting yang rusak dan longgar dipinggangnya sehingga menggunakan peniti.

Kakinya sama halnya dengan anak yang lain. Hitam sekali karena tidak menggunakan sepatu ataupun sandal. Wajah dan bagian tubuhnya yang lain lebih bersih dari anak lain, dia juga tak ingusan seperti kebanyakan anak di sini. Tapi sayang dia belum memotong kuku tangannya sama seperti anak lain, padahal aku sudah setiap hari mengingatkan mereka ketika berbaris rapi di halaman.

Sabtu kemarin, tumben sekali dia bermain di sekolah. Nah, saat aku di ruang kelas 5 (sore) mencari suasana sunyi mengerjakan laporan pengabdian. Dia datang mendekat. Saat kulihatkan foto2 selama kegiatanku disekolah ini. Dia terlihat begitu senang, sesekali tertawa dan tersipu malu mendapati ada foto dirinya di antara siswa lain.

Bicara tentang seragam dan perlengkapan sekolah lainya. Banyak sekali kekurangannya. Bahkan pertama kali mengajar di sini, aku sering mendapat keluhan mereka yang tak punya pulpen. Buku hanya punya 1 dan buku itu lusuh. Sekarang sedikit membaik terutama kelas 5. Tapi, tetap saja mereka masih butuh perhatian.

Yah. Meskipun aku berprinsip kalau mereka boleh belajar bagaimanapun keadaanya. Setidaknya saat ini yang kutanamkan dalam hati dan benak mereka, bahwa mereka punya hak yang sama untuk belajar dan punya masa depan yang cerah. Punya kehidupan yang lebih baik.

Murid-muridku, anak-anak harapan bangsaku. Terima kasih karena sudah semakin rajin ke sekolah. Terima kasih karena ingin terus belajar dan belajar. Tak perduli apa kata mereka tentang dirimu dan kehidupanmu. Majulah sayang, jangan berhenti karena keadaan. Melangkahlah sayang, jalanmu masih panjang, tak perduli berkelok kerikil atau duri, lewati saja dengan tekat dan senyum.

Murid-muridku, anak-anak kebanggaanku. Terima kasih karena selalu menginginkanku mengjawab keingin tahuanmu. Kelak kau akan mengerti, aku hanya bagian yang tiada apa-apanya di dunia ini. Belajarlah sayang, belajarlah terus dan kau akan tau. Tau betapa istimewanya pengetahuan.

Kamis, 06 November 2014

Selamat Tahun Baru Hijriyah 1436 H

24.10.2014
"Alhamdulillah, rejeki..."


25.10.2014
-Diadakah oleh Yayasan Yapis-
Jalan santai, pukul 07:00 Sampai 09:00
Kupon sampe 2000, tapi masih banyak yang gak dapat kupon.
Kalau ngomong hadiah. Mereka hadiahnya sederhana aja. Kaya gula, tepung, rinso, minyak tanah, jam, seprai, dll. Tapi jumlahnya banyak...
Lalu ada lomba-lomba untuk anak. Makan kerupuk, cari permen di tepung, futsal anak-anak.
Ada donor darah, pengobatan gratis, dll

Bersama Teman-teman di Walesi

26.10.2014
Tampak Walesi dari atas. Walesi terdapat kampung islam.
Disebut begitu kerena walesi terdapat lebih banyak muslim. Yang ada mesjid hanya di kota, distrik Asolokobal, dan Walesi.
Di Walesi terdapat pesantren Al-Istiqomah.
Oia, bunga yang saya genggam tumbuh di bukit yang tinggi. Sebelum bukit tempat saya berdiri, bukit sebelumnya tak ada bunga ini, namun di sanalah bendera merah putih ada berkibar.

Sedikit informasi, dari puncak ini juga dapat terlihat kota Wamena secara keseluruhan.

25.10.2014
Menuju air terjun. Melewati pinggiran sungai, batu-batu, lalu lewat sungai yang berarus deras dan berbatu-batu besar. Foto : Ellen - Ochi - Muti - Me (Nurmi)
27.10.2014 (Inggar and Me)
"Selamat datang di pondok pesantren Al-istiqomah Wamena, desa Walesi, Kabupaten Jayawijaya Papua"